Tema 7 Subtema 2 Pertemuan 1

 Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan
Subtema 2 : Peristiwa Kebangsaan Seputar Proklamasi Kemerdekaan
Pertemuan1 : B. Indonesia dan PPKn

KEGIATAN AWAL

1. Berdoa. Bagi yang beragama Islam mari kita baca doa dulu !   

2. Sebagai penyemangat mari kita nyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa, diklik play yuk..


3. Agar tambah semangat yuk menyanyi 'Mars PPK'
 

KEGIATAN INTI

Pada pembelajaran kali ini diharapkan kalian mampu :
  1. Dengan membaca, siswa dapat mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dengan penuh kepedulian
  2. Dengan membaca, siswa dapat mengetahui peristiwa pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dengan penuh kepedulian.
  3. Dengan membaca dan mengamati, siswa dapat mengidentifikasi nilai-nilai luhur dalam keragaman masyarakat dengan penuh kepedulian. 
  4. Dengan mengamati, siswa dapat mengetahui kegiatan-kegiatan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya yang menunjukkan nilai-nilai persatuan dalam keragaman dengan penuh tanggung jawab. 

Sebelumnya kalian tonton dulu video berikut !



Materi 

Bahasa Indonesia

Pembentukan BPUPKI

            1 Maret 1945 Jepang meyakinkan Indonesia tentang kemerdekaan dengan membentuk Dokuritsu Junbi Tyosakai atau BPUPKI (Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). kemudian pada 28 April 1945, Jenderal Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang Jawa melantik anggota BPUPKI di Gedung Cuo Sangi In, di Pejambon Jakarta (sekarang Gedung Kemlu). saat itu Ketua BPUPKI yang ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat dengan wakilnya Icibangase (Jepang) serta Sekretaris R.P. Soeroso. Jml anggota BPUPKI saat itu adalah 63 orang yang mewakili hampir seluruh wilayah di Indonesia.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

            Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang dan untuk menindaklanjuti BPUPKI, Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia dipimpin oleh Ir. Sukarno, dengan wakilnya Drs. Moh. Hatta serta penasihatnya Ahmad Subarjo. kemudian Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah karena kalah setelah bom atom dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki. Kala itu Kondisi di Indonesia tidak menentu namun membuka peluang baik karena Jepang menyatakan kalah perang namun Sekutu tidak ada. Inilah waktu yang tepat sebagai klimaks tonggak-tonggak perjuangan berabad-abad untuk menjadi bangsa yang berdaulat. kemudian 3 hari setelah Jepang tak berdaya, yaitu tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 dinyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia keseluruh dunia.

Peristiwa Pembacaan Teks Proklamasi

            Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945. Sejak pagi, telah dilakukan persiapan di rumah Ir. Soekarno, untuk menyambut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Banyak tokoh pergerakan nasional beserta rakyat berkumpul di tempat itu. Mereka ingin menyaksikan pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sesuai kesepakatan yang diambil di rumah Laksamana Maeda, para tokoh Indonesia menjelang pukul 10.30 waktu Jawa zaman Jepang atau pukul 10.00 WIB telah berdatangan ke rumah Ir. Soekarno. Mereka hadir untuk menjadi saksi pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Acara yang disusun dalam upacara di kediaman Ir. Soekarno itu, antara lain sebagai berikut.

a. Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

b. Pengibaran bendera Merah Putih.

c. Sambutan Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi.

Upacara Proklamasi Kemerdekaan berlangsung tanpa protokol. Latief Hendraningrat memberi aba-aba siap kepada semua barisan pemuda. Semua yang hadir berdiri tegak dengan sikap sempurna. Suasana menjadi sangat hening. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dipersilakan maju beberapa langkah dari tempatnya semula. Ir. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang mantap, Ir. Soekarno didampingi Drs. Moh. Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang telah diketik oleh Sayuti Melik. Berikut teks Proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik.

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.


            Sesaat setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, dilanjutkan upacara pengibaran bendera Merah Putih. Bendera Sang Saka Merah Putih dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno. Suhud mengambil bendera dari atas baki (nampan) yang telah disediakan dan mengibarkannya dengan bantuan Shodanco Latief Hendraningrat. Kemudian, Sang Merah Putih mulai dinaikkan dan hadirin yang datang bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dinaikkan perlahan-lahan menyesuaikan syair lagu Indonesia Raya. Seusai pengibaran bendera Merah Putih, acara dilanjutkan sambutan dari Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi.

Peristiwa Menjelang dan Sesudah Pembacaan Teks Proklamasi

            Setelah mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu, bangsa Indonesia  mempersiapkan dirinya untuk merdeka. Perundingan-perundingan diadakan di antara para pemuda dengan tokoh-tokoh tua, maupun di antara para pemuda sendiri. Walaupun demikian, antara tokoh pemuda dan golongan tua sering terjadi perbedaan pendapat. Akibatnya, terjadilah “Peristiwa Rengasdengklok”. Pada tanggal 16 Agustus pukul 04.00 WIB, Bung Hatta dan Bung Karno beserta Ibu Fatmawati dan Guntur Soekarno Poetra dibawa pemuda ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh oleh Jepang. Tujuannya mendesak golongan tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

            Setelah melalui perdebatan dan ditengahi Ahmad Soebardjo, menjelang malam hari, kedua tokoh, Bung Hatta dan Bung Karno, akhirnya kembali ke Jakarta. Rombongan Soekarno-Hatta sampai di Jakarta pada pukul 23.00 WIB. Soekarno dan Hatta setelah singgah di rumah masing masing, lalu bersama rombongan lainnya menuju rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta (tempat Ahmad Soebardjo bekerja). Di tempat itu, mereka akan merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
            Perumusan sampai dengan penandatanganan teks Proklamasi Kemerdekaan baru selesai pada pukul 04.00 WIB dini hari pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu juga, disepakati bahwa teks Proklamasi akan dibacakan di halaman rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pukul 10.00 WIB.

Adapun peristiwa setelah dibacakannya teks Proklamasi Kemerdekaan sebagai berikut.

1. Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Para pemuda menyebarkan berita Proklamasi melalui berbagai cara, antara lain menyebar pamflet, mengadakan pertemuan, dan menulis pada tembok-tembok.

Wartawan Kantor Berita Domei (sekarang Kantor Berita Antara), Syahruddin berhasil menyelundupkan teks Proklamasi dan diterima oleh Kepala Bagian Radio, Waidan B. Palenewen. Teks Proklamasi tersebut kemudian diberikan kepada F. Wuz untuk segera disiarkan melalui radio.

Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia juga disebarkan melalui beberapa surat kabar. Harian Soeara Asia di Surabaya adalah koran pertama yang menyiarkan berita Proklamasi.

Pihak pemerintah Republik Indonesia juga menugaskan para gubernur yang telah dilantik pada tanggal 2 September 1945 untuk menyebarluaskan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di wilayahnya.

2. Sambutan Rakyat di Berbagai Daerah terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Peristiwa penting yang menunjukkan dukungan rakyat secara spontan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, antara lain sebagai berikut.

a. Rapat Raksasa di Lapangan lkada (Ikatan Atletik Djakarta) Jakarta pada tanggal 19 September 1945 menyambut kemerdekaan.

b. Usaha menegakkan kedaulatan juga terjadi di berbagai daerah dengan adanya tindakan heroik di berbagai kota yang mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, antara lain di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Aceh, Bali, Palembang, Kalimantan, Bandung, Makassar, Lampung, Solo, Sumatra Selatan, dan Sumbawa

PPKn

Indahnya Hidup Berbhinneka Bersatu dalam Perbedaan

            Indahnya Hidup Berbhinneka Bersatu dalam Perbedaan. Kita hidup di tengah-tengah masyarakat yang mempunyai keanekaragaman di segala bidang kehidupan. Meskipun bermacam-macam dan berbeda, tetapi kita tetap sanggup bersatu dan hidup dengan rukun.
1. Indahnya Hidup Berbhinneka

Perhatikan lambang negara kita, Burung Garuda. Lihatlah pita yang dicengkeramnya. Pada pita itu, tertulis kalimat “Bhinneka Tunggal Ika”. Kalimat tersebut diambil dari Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, yang mempunyai arti berbeda-beda tetapi tetap satu. Kata-kata tersebut lalu diberi makna yang lebih luas dan menjadi semboyan “meskipun berbeda-beda, tetapi tetap satu jua”. Semboyan itulah lalu yang mengikat keberagaman bangsa menjadi satu kesatuan.
Ketika bergaul dengan sahabat dalam kehidupan sehari-hari, tentu kau akan bertemu dengan keanekaragaman. Kamu akan berbeda dengan teman-temanmu. Mungkin kau dengan temanmu berbeda dalam kepandaian, keterampilan, hobi, ukuran tubuh, warna kulit, kebiasaan, bahkan suku, golongan, budaya, dan agama. Lalu, bagaimana kau harus bersikap?
Untuk menerapkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika, kau pun tidak perlu harus menjiplak temanmu atau orang lain supaya terlihat sama. Kamu tidak harus menyerupai orang lain. Biarlah kau berbeda dengan orang lain dan orang lain biarlah berbeda dengan dirimu.
Kamu harus menyadari perbedaan itu anugerah dari Tuhan Yan Maha Esa yang harus kita syukuri. Dengan demikian, kau tidak perlu berselisih hanya alasannya ialah adanya perbedaan. Kamu harus mensyukuri perbedaan dengan cara menghormati dan menghargai teman-temanmu. Dengan begitu, perbedaan itu justru menciptakan hidup makin indah.

2. Indahnya Hidup Bersatu dalam Perbedaan

Kita tidak sanggup hidup sendiri. Kita membutuhkan sumbangan orang lain. Demikian pula, kita juga sanggup membantu orang lain. Dengan saling membantu di tengah masyarakat, hidup akan terasa aman, nyaman, dan tenteram. Misalnya, dalam bidang keamanan masyarakat. Untuk menjaga keamanan masyarakat, setiap anggota masyarakat wajib melakukan ronda sesuai jadwal. Semua menerima kewajiban yang sama, tidak memandang beliau kaya atau miskin, tidak pula memandang asal suku dan agama. Dengan demikian, di masyarakat, akan tercipta keamanan dan ketertiban. Itulah salah satu arti pentingya persatuan dalam perbedaan.
Apa yang akan terjadi jikalau tidak ada persatuan di masyarakat? Tanpa persatuan, kerukunan di masyarakat sulit terwujud. Setiap orang akan hidup mementingkan dirinya sendiri. Di antara orang, akan muncul rasa saling curiga. Hidup tidak akan nyaman.
Salah satu wujud konkret adanya kerukunan dan persatuan di masyarakat ialah tradisi gotong royong. Misalnya, bergotong royong membangun rumah. Gotong royong melibatkan semua unsur masyarakat.

KEGIATAN AKHIR

Bagaimana materi pembelajaran hari ini ?. Menyenangkan bukan ?
Sebelum kita akhiri mari bernyanyi lagu daerah 'Lir-Ilir'


Alhamdulillah pembelajaran hari ini telah selesai, sebelum berakhir mari kita berdoa terlebih dahulu  agar ilmu yang kita dapat hari ini dapat bermanfaat  .

Print Friendly and PDF

0 Response to "Tema 7 Subtema 2 Pertemuan 1"

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan dan sesuai materi di blog ini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel